Motivasi dari Al Qur'an

Mata Air 9 : Jangan Menjual Kehormatan Diri

"Dan hendaklah kamu takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar" (an-Nisaa' [4]:9)

Suatu hari, Rasulullah saw. didatangi oleh seorang lelaki yang setiap harinya mengemis dan tidak pernah berusaha mencari pekerjaan lain.

Rasulullah memperhatikan lelaki itu. Dia tampak ber-putus asa dan lemah tak berdaya. Lelaki itu sudah tidak me¬miliki kepercayaan diri. Pakaiannya compang-camping. Kondisinya buruk. Dan, wajahnya penuh dengan awan mendung kemiskinan. Dia merendahkan diri dengan me-minta-minta kepada orang lain.

Melihatnya, Nabi merasa kasihan. Maka, beliau menyuruh lelaki tersebut untuk membeli kapak kecil, lalu Nabi yang akan membuat gagangnya.

Setelah kapak itu jadi, Nabi menyuruh lelaki itu untuk merobohkan kesedihannya dengan kapak itu. Nabi me-nyuruhnya untuk menghancurkan kelemahannya, meng-hancurkan penghalang yang ada di depan matanya, dan men-campakkan kebiasaan yang ada. Yaitu, kebiasaannya meminta-minta dan mengemis.

Setelah lelaki itu memahami maksud dan tujuan Nabi, Nabi mengutusnya ke suatu desa untuk mengumpulkan kayu bakar dan menjualnya kepada orang-orang. Dengan begitu, dia telah membeli harga dirinya kembali dengan kemuliaan, kesucian, dan harapan. Nabi ingin menanam benih harapan pada diri orang itu. Nabi ingin menyemai se-mangat berjuang dan bekerja. Di antara perintah Nabi adalah agar lelaki itu tidak menemuinya sebelum lima belas hari.

Benar saja. Setelah waktu yang ditentukan, lelaki itu datang menghadap beliau. Tetapi sudah bukan seperti lelaki lima belas hari yang lalu. Dia datang dengan baju yang tidak lagi compang-camping. Dia datang dengan semangat baru, jiwa baru, kondisi baru, bahkan dengan postur tubuh baru. Kerut-kerut di dahinya sudah hilang. Raut mukanya juga sudah ber-ubah cerah. Kondisinya sudah sama sekali berubah. Hal itu tidak lain karena Nabi menyemai harapan dan menyiram pohon percaya diri sekaligus cinta pekerjaan kepada orang itu.

Jadi, jangan heran kalau setiap pagi dan sore hari Nabi saw. selalu berdoa,
"Ya Allah, aku minta perlindungan-Mu dari derita dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan."

Juga jangan kaget kalau Anda mendapati Allah berfirman dalam Al-Qur'an,
"...Jangan engkau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf [12]: 87)

Jika Anda memberikan nasi kepada seorang pengemis, maka Anda telah memberinya makan selama sehari saja. Jika Anda memberinya beras, Anda mungkin memberinya makan hanya beberapa hari saja. Tetapi, jika Anda memberi¬kan kepadanya kehormatan dan kemuliaan dirinya dengan membuatnya tidak menjadi pengemis dan peminta-minta, maka Anda telah memberikan kepadanya kehidupan dan harapan


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.