Motivasi dari Al Qur'an

  • Bertobatlah

    Dosa dan maksiat tidak hanya akan menghalangi seseorang dari rahmat dan ridha Allah, tetapi juga akan meng-halanginya dari mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkannya.

  • Ambil Resiko Itu

    Setiap perbuatan, baik atau buruk pasti memiliki risiko. Seseorang tidak akan menanggung risiko atas perbuatan yang dilakukan oleh orang lain. Jika dia berusaha dan bekerja keras untuk kebaikan dan keselamatan dirinya, dia akan menerima risiko atas apa yang dikerjakannya.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Mata Air 2 : Jadilah "Orang Besar"


" (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (Yusuf[12]:4)

Ayat diatas bercerita tentang mimpi Nabi Yusuf as. Dia memberitahukan ayahnya akan mimpi itu. Mimpi yang membawa pesan kepadanya bahwa kelak dia akan menjadi "orang besar".

Kisah kehidupan Nabi Yusuf mengandung pelajaran yang sangat bermakna betapa rumit dan terjalnya jalan yang harus dilalui oleh seseorang yang kelak akan menjadi pembesar di negeri Mesir, sekaligus sebagai nabi yang membawa risalah kebenaran dari Allah swt. Pada usia yang masih belia, dia menerima cobaan hidup yang sangat berat akibat rasa iri dengki saudara-saudaranya. Dia dibuang ke sumur, kemudian diambil oleh sekelompok kafilah dagang dan dijual sebagai budak. Dengan wajah yang tampan dan postur tubuh menawan, sehingga para wanita Mesir menjulukinya "malaikat" dari langit, dia pun di fitnah berselingkuh dengan istri raja. Dijebloskan kedalam penjara selama bertahun-tahun. Tetapi beliau tetap sabar dan yakin bahwa Allah selalu menyediakan hal yang baik disetiap ujian yang diberikanNya. Kesabaran itu berbuah manis, kemampuannya menafsirkan mimpi menjadi salah satu potensi diri yang mengantarkannya menjadi "orang besar" di negeri Mesir.

Siapakah Orang Besar itu?

Semua orang pasti ingin menjadi orang besar. Tetapi bila mereka ditanya, apakah arti orang besar itu? Jawabannya sudah pasti akan banyak sesuai jumlah orang yang ditanya.

Apakah seorang guru ngaji di surau kecil, di desa terpencil dan dengan gaji pas-pasan; ataukah seorang perantau yang pergi mencari pekerjaan ke kota besar dan pulang pada hari Lebaran dengan membagikan oleh-oleh untuk sanak saudara dan keluarga; ataukah seorang pengusaha yang sibuk melakukan kunjungan ke luar negeri untuk kepentingan bisnis; atau orang yang tidak bisa kemana-mana karena harus menetap di rumah atau kantor untuk menerima kunjungan para mitra bisnisnya?





Untuk menemukan jawabannya, saya ingin menyuguhkan kepada anda sebuah ilustrasi ringan.

Jika anda disuguhi sejenis makanan yang tidak anda sukai, anda tentu tidak ingin memakannya. Akan tetapi, tidak semua orang tidak menyukai jenis makanan itu. Sebagian orang pasti ada yang menyukai dan bisa menikmatinya.

Sama halnya dengan profesi yang anda jalani, tidak ada profesi yang menjamin orang yang menggelutinya akan menjadi orang besar. Sebagaimana profesi sebagai pejabat di suatu instansi tertentu di pemerintahan. Jika anda menganggap pejabat adalah orang besar, maka bagaimana jika dia melakukan tindak pidana korupsi? Masih pantaskah dia dianggap orang besar?

Jika kita menganggap orang kaya sebagai orang besar, maka Qarun juga orang besar, tetapi Allah menghancurkannya dan menjadi simbol orang kaya yang menyombongkan diri. Allah menceritakannya dalam surah Al-Qashash ayat 76-79.

Jika seorang pemimpin negara adalah orang besar, maka Fir'aun juga orang besar, tetapi kesombongan telah mencelakakannya. Dia pun menjadi "tuhan" yang di tenggelamkan oleh Allah di Laut Merah

Kebesaran tidak selamanya menjadi sumber kemuliaan dan kehormatan, terkadang justru menjadi sumber kesengsaraan dan ketersiksaan hidup bila disalahgunakan untuk memenuhi dorongan nafsu rendahan. Dalam kondisi seperti ini, kebesaran menjadi kendaraan setan yang akan mencelakakan pemiliknya kedalam jurang kehancuran seperti yang dialami Fir'aun dan Qarun.

Akan tetapi, ketika kebesaran dijadikan kendaraan untuk mengajak manusia beriman kepada Allah dan meneladani gaya hidup Rasulullah saw. Itulah kebesaran sejati yang membawa keberuntungan di dunia dan diakhirat.

Banyak orang-orang besar yang justru mereka disebut orang besar setelah mereka meninggal dan mewariskan sesuatu yang sangat berharga bagi kemanusiaan. Padahal ketika mereka hidup, pekerjaan dan usaha mereka tidak terlalu mendapatkan perhatian publik. Bahkan sebagian mereka malah menjalani hidup yang tragis sebagai tahanan di penjara. Tetapi setelah meninggal, orang-orang pun mengenal bahwa mereka adalah prang besar yang memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi kemaslahatan umat manusia.

Siapa pun tahun bahwa Nabi Muhammad telah menjadi anak yatim sejak usia enam bulan dalam kandungan ibunya. Pada usia dua tahun, dimana seorang anak sangat membutuhkan belaian kasih sayang seorang ibu, beliau menjadi anak yang tidak punya ayah dan ibu, alias yatim piatu. Cobaan berat macam apa itu?

Akan tetapi, rentetan takdir kesulitan hidup dan ujian yang dilalui oleh Rasulullah pada setiap fase pertumbuhannya kini telah kita ketahui semuanya. Ternyata setelah 40 tahun, Allah akan memberinya sebuah misi besar dan mulia yang harus dijalankan, yaitu mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan tidak menyembah berhala. Dunia pun mengakui beliau adalah pemimpin terbesar sepanjang sejarah manusia.

Uraian sederhana diatas memberikan kepada kita gambaran tentang hal-hal yang bisa membuat seseorang menjadi orang besar.

Hasil karya dan pekerjaan yang dia lakukan semasa hidup memberi manfaat terhadap kehidupan manusia dan kemaslahatan mereka. Nilai dan prinsip hidup yang dia yakini kebenarannya akan membentuk kekuatan dalam kepribadiannya, sehingga mamapu mempengaruhi orang lain. Maka orang pun akan menaati perkataan dan meniru tingkah lakunya. Garis keturunan, jenis pekerjaan dan jumlah penghasilan bukanlah patokan untuk mengukur kebesaran sesorang. Dia akan menjadi orang besar jika konsisten dan memiliki komitmen terhadap pekerjaannya, serta bisa menikmati dan mensyukuri hasilnya. Anda tidak menjadi orang besar hanya karena orang lain menghormati dan menghargai anda. Sebab penghargaan dan penghormatan tertinggi adalah keridhaan Allah terhadap segala perbuatan dan amal kebaikan yang anda lakukan. Cobaan hidup, musibah dan kesulitan bukan halangan untuk menjadi orang besar. Banyak orang besar yang berasal dari keluarga kurang mampu, bahkan yaitm piatu. Jika anda berdoa kepada Allah agar Dia menjadikan anda orang besar, dan anda telah berusaha untuk itu. Akan tetapi, Dia malah menguji anda dengan kesulitan hidup dan tantangan yang berat. Maka itulah cara Allah menjadikan anda "orang besar".

Share:

Mata Air 1: Visi Yang Ajaib



" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al-Hasyr[59]:18)

Visi adalah tujuan jangka panjang, melintasi batas waktu dan ruang. Setiap usaha yang dilakukan oleh manusia harus didasarkan pada visi hidup yang jelas agar usaha dan pekerjaannya tidak sia-sia.

Mengapa visi disebut sesuatu yang ajaib?

Sebab tanpa visi yang jelas maka hidup tidak akan ada artinya, sebaliknya dengan visi yang jelas, seseorang akan bisa "hidup" lebih panjang dari usia hidup yang sebenarnya.

Hidup di dunia ini merupakan nikmat terbesar manusia, dan tidak akan ada kesempatan kedua kalinya setelah mati.Maka sudah seharusnyalah kesempatan itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya, agar kita tidak tergolong orang yang merugi nantinya.

Manusia diberi dua pilihan oleh Allah, yaitu jalan kebaikan dan jalan kesesatan. Untuk menentukan dan memastikan pilihan hidupnya, Allah memberi mereka usia hidup sekitar 60-70 tahun. Kehidupan yang hanya sebentar akan menjadi sesuatu yang sia-sia bila dijalani sekedarnya saja tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Visi ibarat puncak gunung yang tinggi. Setiap manusia adalah seorang pendaki yang sedang mendaki puncak gunung itu. Seseorang yang hidup dengan visi yang jelas ibarat pendaki yang telah menambatkan tali sebagai tempat bergantung di puncak gunung itu., sehingga langkah pendakiannya jelas dan hanya perlu berpegangan erat pada tali untuk membantu pendakiannya, serta menginjakkan kaki pada sisi gunung yang bisa untuk diinjak. Bila untuk menginjakkan kaki pada satu sisi dia menemui kesulitan, dengan mudah dia bisa mencari sisi yang lain dengan tetap bergelantung di tali itu hingga menemukan jalan lain untuk sampai ke puncak gunung.



Begitulah visi. Ia adalah tujuan yang akan mengarahkan langkah dan, prilaku, pikiran dan keyakinan indidividu sehingga dia bisa mencapai puncak kesuksesannya di dunia dan di akhirat.

Visi dan misi hidup setiap orang berbeda-beda, sehingga langkah yang ditempuh, perilaku, fikiran dan keyakinannya pun berbeda. Keberagaman visi itu menimbulkan keberagaman profesi, pemikiran dan sikap antara satu orang dengan yang lainnya. Allah sudah mementukan misi hidup setiap orang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah misi hidup sangat panjang. sementara waktu dan usia manusia teramat pendek. Maka, visi dan tujuan hidup yang jelas dan diperjuangkan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab akan menjadikan kehidupannya dikenal dan dikenang hingga ratusan bahkan ribuan tahun setelah kematiannya.

Visi Hidup Nabi Ibrahim


" Ingatlah hamba-hamba Kami, Ibrahim, Ishaq, dan Ya'kub yang mempunyai karya-karya besar dan ilmu pengetahuan (visi) yang jauh kedepan."(Shaad[38]:45)

Nabi Ibrahim bertempat tingal di Baitul Maqdis selama dua puluh tahun. Karena tidak dikarunia anak dari istri pertamabya Sarah, Sarah menyarankan agar Ibrahim menikahi hamba sahaya perempuannya, Hajar. Namun tatkala Hajar melahirkan anaknya, kecemburuan Sarah menjadi memuncak sehingga ia meminta Ibrahim mengasingkannya. Allah swt. memerintahkannya untuk membawa Hajar dan anaknya Ismail yang masih disusui ke lembah Mekah yang terletak di Baitullah.

"Wahai Ibrahim, hendak pergi kemanakah engkau? Apakah kamu akan meninggalkan kami di lembah gersang, yang tidak ada siapa pun disini?" Hajar mengatakan itu berulang kali, sehingga membuat Ibrahim selalu menoleh kepadanya. Hajar berkata, "Apakah Allah memerintahkanmu untuk melakukan ini?" Ibrahim menjawab, "Ya"

Mendengar jawaban itu, Hajar pun pergi menemui anaknya sementara Ibrahim pergi menuju Baitul Maqdis. Setelah hilang dari pandangan Hajar, dia turun dari untanya. Air matanya berlinang, hatinya terenyuh meninggalkan istri dan anaknya di lembah yang gersang dan tandus itu. Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah dan berdoa,

"Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Wahai Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur" (Ibrahim[14]:37)

Ibrahim menginginkan keturunannya menjadi orang -orang yang mendirikan shalat dan mensyukuri nikmat Allah. Itulah visi hidup Ibrahim yang terdapat pada doanya itu.

Allah Maha pengasih dan Penyayang terhadap hambanya, adanya sumur Zamzam yang telah sama-sama kita ketahui sejarahnya telah merubah sebuah tempat yang gersang dan tandus menjadi tempat yang ramai dikunjungi, bahkan apa yang telah dilalui Ibrahim dan Hajar dalam kehidupannya selalu di napaktilasi setiap tahunnya dalam penyelenggaraan ibadah haji, seperti ibadah sai, melontar jumrah, sampai dengan ibadah kurban.

Itulah buah dari kekuatan iman dan kejelasan visi hidup, sehingga Allah menjadikan generasi kenabian berikutnya dari keturunannya.

"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan Al kitab, maka diantara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak diantara mereka yang fasik" (Al-Hadid[57]:26)

Visi Hidup Rasulullah saw

Anda tentu sangat mengetahui akhlak Rasulullah saw. Sejak kecil dia tidak pernah berbohong, selalu menepati janji, penyayang, cerdas dan visioner. Visi hidupnya ingin menjadikan Islam sebagai rahmat untuk seluruh penghuni alam semesta.

Lihatlah bagaimana dalam keadaan terjepit, sebelum pecahnya perang Khandaq, saat pasukannya dikepung oleh 10.000 pasukan koalisi kaum kafir Quraisy Mekah dan beberapa kabilah Yahudi di Madinah yang mengkhianati perjanjian damai dengan umat Islam. Rasulullah saw menggambarkan dengan jelas dan indah, arti sebuah visi dan harapan besarnya.

Beliau mengambil cangkul dan berkata kepada para sahabatnya, Allahu Akbar. Telah diberikan kepadaku kunci-kunci negeri Syam." Beliau kembali memukul dengan cangkul dan berkata, "Allahu Akbar, telah diberikan kepadaku kunci-kunci pintu negeri Persia! Demi Allah sesungguhnya aku melihat istana Madain yang putih." Beliau kemudian memukulkan cangkulnya untuk ketiga kalinya dan berkata, "Allahu akbar, telah diberikan kepadaku kunci-kunci negeri Yaman. Demi Allah, sesungguhnya aku melihat pintu-pintu istana Shan'a dari tempatku saat ini." (HR.Ahmad)

Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah saw pernah menggambarkan tentang masa depan Islam, "Agama ini akan sampai pada setiap tempat dimana ada malam dan siang, dan Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun kecuali agama ini akan masuk kedalamnya bersama kemuliaan orang yang mulia atau kehinaan orang yang hina. Kemuliaan yang Allah muliakan dengan Islam dan kehinaan yang Allah hinakan dengan kekufuran" (HR.Ahmad)

makna dua hadis tersebut sangat imajinatif, futuristik dan optimistik. Rasulullah menggambarkan secara imajinatif bahwa seluruh penduduk bumi dari pusat perkotaan hingga pelosok kampung, dari puncak gedung-gedung pencakar langit hingga ke gubuk-gubuk reyot, mereka semua masuk Islam dengan perantaraan orang-orang saleh dan mulia.

Dua tahun setelah beliau wafat, yaitu antara tahun 634 hingga 732 Masehi, Islam sudah menyebar ke seluruh negara di Timur tengah hingga Afrika Utara. Pada tahun 870 Masehi, akidah dan budaya Islam sudah dikenal oleh masyarakat yang tinggal di Asia Tengah. Sekitar tahun 1000 sampai 1071 Masehi, Islam telah masuk ke India. tahun 1095 hingga 1099, Islam mulai masuk wilayah Turki dan Eropa.

Jejak Islam di Eropa masih tetap ada. Beberapa wilayah di benua itu masih menyimpan bukti-bukti ekspansi Islam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti di Balkan, Bosnia-Herzegovina, Turki, Albania, Kazakhstan, Azerbaijan, juga beberapa negara disekitar wilayah pegunungan Kaukasus dan beberapa daerah di timur laut negara Bulgaria.

Tahun 1200 hingga 1368, Islam telah mendamaikan dan mempersatukan suku-suku bengis dan sadis yang menempati beberapa wilayah disekitar pegunungan Mongolia. Mereka bersatu dibawah naungan akidah dan budaya Islam. Tahun 1400 Masehi, Islam sudah masuk ke wilayah Malaka, Sulawesi dan Sumatera.

Visi Rasulullah menjadi sebuah kesuksesan yang nyata setelah beliau wafat. Rasulullah hidup 63 tahun, lama beliau berdakwah hanya 23 tahun. Jika Allah menganugerahi anda usia seperti Rasulullah (63 th), berapa lama pun anda berdakwah, anda belum tentu bisa menikmati hasilnya disaat anda hidup. Jika anda konsisten dengan visi dakwah Anda, ratusan bahkan ribuan tahun setelah anda wafat, dengan izin Allah, visi Anda akan menjadi kenyataan. Anda tinggal menikmati pahalanya diakhirat nanti.

Menentukan visi adalah hal yang mudah, tetapi mewujudkannya bukanlah hal yang gampang. Anda perlu energi ekstra, tenaga dan fikiran untuk mewujudkannya. Anda tidak bisa mewujudkan visi hidup hanya dalam satu dua tahun. Anda membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk mewujudkannya. Dengan visi hidup yang jelas, Anda akan menjalani "hidup" selama ratusan bahkan ribuan tahun. Selama masih ada orang-orang yang kuat memegang teguh dan melanjutkan visi itu, selama itulah anda akan "hidup".

Share:

Popular Posts

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.