Motivasi dari Al Qur'an

Mata Air 6 : Apapun Kesulitannya Hadapi dan Nikmati !



"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan 'Kami telah beriman' sedang mereka tidak diuji lagi" (al-Ankabuut [29]2)

Tantangan akan membuat Anda semakin pandai, tabah dan kompeten ketika Anda semakin menikmati masalah-masalah yang rumit. Jika takarannya pas, dan Anda terus menaklukkan tantangan tersebut, Anda akan bahagia. Anda akan memikirkan tantangan-tantangan tersebut dan merasa bersemangat. Anda akan tertarik untuk mencoba solusi-solusi baru. Anda senang. Anda hidup!

Sebagai pembuka bab ini, saya akan ceritakan kepada Anda tentang kisah para nelayan Jepang.
Orang Jepang, sejak lama menyukai ikan segar. Tetapi, persediaan ikan di perairan mereka selama beberapa dekade ini tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan mereka.

Jadi, untuk memberi makan populasi Jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari ukuran sebelum-nya. Semakin jauh para nelayan pergi, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil tangkapan itu ke daratan. Jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan-ikan hasil tangkapan mereka sudah tidak segar lagi. Orang Jepang tidak menyukai rasanya.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan menangkap ikan dan langsung memasukka nya ke dalam freezer untuk dibekukan. Adanya freezer memungkinkan kapal-kapal nelayan untuk pergi semakin jauh dalam waktu yang lama.

Namun, orang Jepang dapat merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dan beku, dan mereka tidak menyukai ikan beku. Ikan beku harganya menjadi lebih murah, sehingga perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpan ikan di kapal mereka. Para nelayan akan menangkap ikan dan langsung menjejalkannya ke dalam tangki hingga ikan-ikan itu berdempet-dempetan.

Setelah selama beberapa saat saling bertabrakan, ikan-ikan itu berhenti bergerak. Mereka kelelahan dan lemas, tetapi tetap hidup. Namun, orang Jepang masih tetap dapat me-rasakan perbedaannya. Karena ikan-ikan itu tidak bergerak selama berhari-hari, maka rasa ikan segarnya menjadi hilang. Orang Jepang menghendaki rasa ikan segar yang lincah, bukan ikan segar yang lemas.Bagaimanakah perusahaan perikanan Jepang mengatasi masalah ini? Bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar alami ke Jepang?

Jika Anda menjadi konsultan bagi industri perikanan, apakah yang akan Anda rekomendasikan?
Untuk menjaga agar rasa ikan tersebut tetap segar, per¬usahaan perikanan Jepang tetap menyimpan ikan di dalam tangki. Tetapi kini, mereka memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam setiap tangki.

Memang ikan hiu memakan sedikit ikan, tetapi kebanyak-an ikan akan sampai ke daratan dalam kondisi yang sangat hidup. Ikan-ikan tersebut tertantang untuk mempertahan-kan hidup dan terus bergerak menghindar agar tidak ter-mangsa oleh ikan hiu kecil itu.

Kesuksesan para nelayan Jepang menghadirkan ikan segar kepada para konsumen adalah karena kegigihan dan ke-beranian mereka mencari dan mencoba macam-macam solusi untuk mengatasi tantangan yang timbul karena selera kon-sumen. Sementara ikan-ikan itu tetap terpelihara kesegaran-nya juga karena adanya tantangan.

Secara umum, kehidupan tidak akan pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Ujian dan tantangan akan datang silih berganti. Tetapi, di balik setiap ujian dan tantangan ter-sembunyi kesuksesan dan kebahagiaan yang besar.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) me-ngatakan, 'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diuji lagi?" (al-Ankabuut [29]: 2)

Menjalani hidup tidak sekadar apa adanya, hidup memiliki tujuan. Allah tidak menciptakan semua makhluk yang ada di muka bumi dengan sia-sia atau hanya sekadar hidup dan menikmati segala fasilitas duniawi yang Allah sediakan. Akan tetapi, kehidupan setiap manusia adalah sebuah per-jalanan menuju satu tujuan mulia.

Tujuan yang ingin dicapai setiap orang sudah jelas, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena tujuan itulah, Allah menyediakan berbagai macam kenikmatan, seperti umur panjang, harta benda dan kekayaan, anak dan istri yang setia menemani, dan lain sebagainya sebagai fasilitas untuk men-capai tujuan itu.

Namun, untuk mencapai tujuan itu tidak semudah mem-balikkan telapak tangan. Lihatlah bagaimana orang-orang besar yang memiliki nama besar seperti Rasulullah saw. dengan misi dakwahnya yang mulia.

Rintangan dan ujian apakah yang belum beliau rasakan dalam mengemban misi dakwah itu? Dilempari dengan kotoran unta, diludahi, dilempar dengan batu hingga kepala dan kakinya berdarah. Pengikut dan para sahabatnya diteror dan dibunuh, dikepung dan diboikot sehingga dia dan keluarga dilanda kelaparan dan hanya bisa makan dedaunan. Dikhianati oleh kabilah-kabilah Yahudi Madinah yang telah menan-datangani perjanjian damai dengan umat Islam, serta ujian dan cobaan lain yang belum pernah dialami oleh siapa pun sebelum dan sesudahnya.

Di samping cobaan yang pahit, beliau juga memperoleh ujian dan cobaan-cobaan manis.Beliau pernah ditawari kekuasaan, kekayaan, wanita ter-cantik di tanah Arab dan popularitas di tengah suku Quraisy, dengan syarat beliau harus meninggalkan misi dakwahnya. Kewibawaan dan jiwa kepemimpinan beliau membuatnya dihormati dan ditaati oleh seluruh penduduk Madinah. Apabila beliau meminta mereka mendirikan untuknya sebuah rumah mewah di tengah kota Madinah, mereka pasti akan men-dirikannya. Apalagi setelah Islam tersebar di seluruh tanah Arab. Akan tetapi, beliau lebih memilih untuk menginap sementara di rumah Abu Ayyub al-Anshari.

Puluhan kali beliau memimpin peperangan hanya pada dua peperangan beliau mengalami kekalahan yang tidak terlalu parah. Harta pampasan perang yang banyak sangat cukup baginya untuk membangun rumah mewah dan meng-isinya dengan perabotan-perabotan yang sangat mahal. Akan tetapi, rumah beliau sangat kecil dan sempit, kasurnya tipis dan berbantalkan lengan beliau sendiri.Lihatlah betapa konsistennya beliau dengan misi dakwah-nya. Kondisi kehidupan yang penuh tantangan beliau lalui dengan penuh rasa syukur dan beliau menikmatinya.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (al-Anbiyaa' [21]: 35)

Betapa indahnya Allah menciptakan kehidupan dengan segala problematikanya. Betapa cintanya Allah kepada manusia sehingga Dia tidak memanjakan mereka dengan sekadar menikmati fasilitas kehidupan itu saja. Allah memberikan kebebasan kepada manusia, apakah dia ingin menjadi orang yang bahagia atau menjadi orang yang sengsara. Untuk dua tujuan itulah, Dia menguji mereka dan memberi banyak tantangan agar mereka menjadi kuat dan tegar.

Ada seorang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar. Dia memiliki orang tua yang saleh. Kedua orang tuanya mendidik dia untuk selalu tawakal dan hanya berharap kepada Allah. Karena kekuatan pendidikan orang tuanya itulah, pada setiap shalat dia selalu berdoa kepada Allah, "Ya Allah, berilah aku rezeki yang banyak. Berilah aku kekuatan untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik." Begitulah isi doanya setiap usai melaksanakan shalat fardhu.

Ibunya hanya seorang pedagang pisang goreng, sedang-kan ayahnya seorang petani miskin. Pagi hari dia berangkat sekolah, di samping membawa buku-buku pelajaran, dia juga membawa rantang yang berisi pisang goreng buatan ibunya untuk dijual kepada teman-temannya di sekolah. Sepulang sekolah dia pergi ke sawah untuk membantu ayahnya di sawah. Itu adalah aktivitas rutinnya sehari-hari. Pada hari Ahad, sehari penuh dia habiskan waktunya untuk menjual pisang goreng buatan ibunya.

Selama dua puluh tahun dia tetap dengan doanya itu. Dalam hati dia tidak pernah berputus asa dan tidak pernah mem-bayangkan bahwa Allah tidak mengabulkan doanya. Selama dua puluh tahun itu pula dia menjalani hidup dengan bekerja keras dan menabung dari keuntungannya.

Setiap hari dia bisa menabung paling sedikit Rp2.000,00 (dua ribu rupiah) dari laba bersih penjualan pisang goreng ibunya setelah dikurangi biaya makan dan kebutuhan harian mereka sekeluarga. Setelah dua puluh tahun, dia sudah me-miliki tabungan sebesar empat belas juta lebih.

Dengan dana tabungan itu, dia pun membuka usaha rumah makan dan mempekerjakan beberapa orang karyawan se-hingga usaha rumah makannya berkembang pesat dan mem-perluas area pemasarannya dengan membuka cabang di beberapa kota besar.

Setelah meraih semua kesuksesan itu, doanya pun berubah. Dia berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku untuk tetap ingat kepada-Mu dan mensyukuri semua nikmat-Mu serta melaksanakan ibadah dengan baik kepada-Mu, dengan rahmat dan karunia-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Pelajaran apa yang Anda ambil dari kisah itu?

Anak seorang petani miskin yang suka berdoa "Ya Allah, berilah aku rezeki yang banyak. Berilah aku kekuatan untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik."

Apakah Allah mengabulkan doanya? Berapa lama doa itu baru terkabulkan? Apakah Allah memberinya modal uang tunai sebesar empat belas juta lebih untuk membuka usaha rumah makan?

Jangan pernah menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan yang Anda hadapi terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah. Kegagalan tidak boleh membuat Anda lelah. Sebaliknya, atur kembali strategi Anda. Temukanlah lebih banyak lagi keteguhan, pengetahuan, dan bantuan.

Jika Anda telah mencapai tujuan Anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga Anda terpenuhi, berpindahlah kepada tujuan ke-lompok Anda, masyarakat, bahkan umat. Malaikat akan men-catat setiap kebaikan Anda yang membuat orang lain merasa bahagia dan tertolong. Sehingga kesuksesan Anda pun menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya meski Anda telah meninggal.

Jangan menciptakan kesuksesan kemudian Anda tidur nyenyak di dalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemampuan untuk menciptakan kemajuan. Ingatlah bahwa Allah menyembunyikan nikmat-Nya yang luar biasa di balik setiap kesulitan dan tantangan. Sementara setan mengalihkan perhatian Anda dari kenikmatan itu dengan menimbulkan rasa khawatir, waswas, takut gagal, minder, dan tergesa-gesa dalam diri Anda.

Jika Allah menginginkan seorang hamba menjadi orang yang kuat, Dia akan mengujinya dengan ujian dan tantangan kesulitan yang berat. Kemampuannya mengatasi tantangan itulah yang akan menjadikannya kuat. Akan tetapi, kebanyak-an manusia hanya menginginkan yang enak-enak saja, ketika mereka ditimpa sedikit kesulitan mereka mengeluh. Padahal, tidak semua yang enak akan mendatangkan kebahagiaan, seperti halnya tidak semua kesulitan akan membawa keseng-saraan.

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah [2]: 216)

Tantangan dan kesulitan tidak selamanya buruk. Ia melatih kita untuk menjadi kuat dan tangguh. Ia mengasah pikiran kita untuk selalu mencari solusi dan cara untuk mengatasi-nya.

Ketika batu itu menyentuh permukaannya, ia mem-bentuk lubang kecil di permukaan air sesuai ukuran batunya. Akan tetapi, beberapa detik kemudian, permukaan air akan kembali datar seperti semula. Batu tidak meninggalkan bekas sedikit pun terhadap bentuk permukaan air. Justru masuknya batu ke dalam air akan menambah tinggi permukaannya.

Lihatlah layang-layang, jika dia tidak menantang angin, dia tidak akan bisa terbang melayang di udara. Dia akan tetap melayang di udara selama masih menantang angin. Jika angin yang menerpanya lebih keras dia bergerak meng-goyang ke kanan atau ke kiri kemudian naik ke atas. Sesekali dia akan berputar ke bawah membentuk lingkaran kemudian kembali naik menanjak ke atas.

Tantangan dan kesulitan yang dihadapi seseorang adalah latihan yang akan memberinya kekuatan dan pengalaman. Seseorang yang tidak pernah menghadapi kesulitan atau tantangan, dia tidak akan pernah mengalami kemajuan.

Allah swt. menjanjikan kebahagiaan bagi hamba-Nya yang beriman di dunia dan akhirat. Akan tetapi, Allah mem-beri syarat untuk meraihnya yaitu mujahadah (usaha). Allah tidak memberikan kebahagiaan secara "gratis". Dia hanya memberikannya kepada mereka yang "lulus ujian".

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orangyang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (at-Taubah [9]: 16)

Adapun syarat yang Allah tetapkan adalah berjihad dengan harta dan jiwa; menjadikan Allah, Rasulullah dan orang-orang yang beriman sebagai teman sejati. Dengan dua syarat itulah, Anda akan bisa meraih kebahagiaan yang tak terbatas di dunia dan akhirat.

Pada prinsipnya, apa yang Allah sediakan di akhirat me-miliki perbedaan yang lebih dari apa yang Allah berikan di dunia. Bagi mereka yang meraih kebahagiaan dan kesukses¬an di dunia dalam ketaatan kepada Allah, Allah menyedia-kan nikmat yang lebih membahagiakan di akhirat nanti.

Begitu pun sebaliknya, mereka yang hidup sengsara dalam ketidaktaatan kepada Allah, mereka akan memperoleh siksa yang jauh lebih menyengsarakan dari kesengsaraan yang telah mereka derita di dunia.

Akhirat adalah masa depan, setiap orang pasti mengingin¬kan masa depan yang lebih baik dan lebih membahagiakan dari masa sekarang. Hanya orang-orang yang melakukan amal perbuatan yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya (bermujahadah) saja yang dapat memperoleh kemajuan di masa depan, baik dunia maupun akhirat.

Adapun orang-orang yang merasakan kebahagiaan di dunia, tetapi di akhirat mereka hidup sengsara dan tersiksa. Mereka adalah orang-orang yang mengalami kemunduran dan ke-rugian. Kebahagiaan yang mereka raih di dunia hanya fata-morgana, karena tidak membawa kebahagiaan bagi mereka di akhirat. Kebahagiaan dunia yang sejati adalah bila ke-bahagiaan itu memberikan manfaat kebahagiaan yang lebih baik di akhirat nanti.

Modal yang diperlukan untuk memulai suatu kemajuan adalah kemauan, keberanian dan pengetahuan. Sedangkan kekuatan untuk mempertahankannya adalah kejujuran, komitmen, inovasi dan kesabaran.

Tantangan dan kesulitan bukan untuk ditakuti atau di-hindari, tapi harus dihadapi. Tantangan terkadang merupa-kan sesuatu yang bisa dinikmati, sehingga ada sebagian orang yang berpikiran maju menciptakan tantangan untuk dirinya sendiri. Tantangan itu membuat mereka menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, karena tantangan merupa-kan stimulus yang memancing kreativitas berpikir dan ke-mampuan menemukan solusi.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.